Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Review Masa Sekolah.

Gambar
Siapa yang nyangka kalau gue pernah ikut organisasi di sekolah. Ya, sewaktu gue masih duduk dan berdiri di bangku SMK gue ikut OSIS. Organisasi ini lumayan bergengsi di sekolah gue. Hanya orang-orang yang rela capek aja yang boleh ikut.  Gue daftar OSIS dari kelas sepuluh. dan saat itu gue langsung menjabat wakil ketua dua. Dari situ gue mulai belajar ngomong didepan publik, rapat yang baik gimana dan cara bersosialisasi yang benar. Ketika naik kelas sebelas, gue ikut pendaftaran calon pengurus lagi. Pengurus ditahun kemaren harus ikut seleksi lagi di tahun berikutnya. Gue lolos dan menjabat Kasie E (Pendidikan Berorganisasi, Politik dan Kepemimpinan). Jabatan ini yang mengurusi langsung tentang internal pengurus osis dan pembimbing langsung bagi tingkat 1 (kelas sepuluh) Di OSIS gue hampir selalu hadir menjadi panitia di setiap event sekolah. seperti MOS, Perpisahan, DN dan lain-lain. Di kegiatan MOS, gue jadi ketua panitia, karena Kasie E kewajibannya itu. Ini per

Puisi Dalam Inagurasi

Gambar
Intinya gue sekarang adalah maba. Maba di sebuah perguruan tinggi islam negeri. Seperti biasanya, seorang maba selalu dibikin ribet dengan acara-acara yang kurang penting. Salah satunya ospek yang hampir kayak panggung theater. Penuh gaya sedikit makna yang diaduk jadi satu. Selain ospek, inagurasi juga jadi acara (sedikit) penting bagi maba. Inagurasi adalah sebuah acara pensi bagi maba dan ajang promosi bagi UKM yang ada di kampus. Disini setiap kelompok ospek harus menampilkan pensinya.  Ini bencana bagi kelompok gue. Kelompok yang fungky tapi kurang kompak. Kekompakan kita hanya bisa direkatkan dengan sebungkus molen pisang yang masih anget. Dengan kata lain, kita bisa kumpul hanya jika ada sesuatu yang menguntungkan. Masalah mulai muncul ketika penentuan tema pensi yang mau ditampilkan. Ada yang punya ide kita bikin drama. Tapi ini hampir tak mungkin karena buat kumpul pun kesulitan. Akhirnya kita putuskan buat musikalisasi puisi. Arti simpelnya, musikalisasi p

Teman

Sekarang ini gue pengen bahas tentang hal yang mainstream. Teman. Setiap orang pasti tau siapa dia. Setiap orang pasti punya yang namanya teman. Nggak ada manusia di muka bumi ini yang hidup tanpa keberadaan teman. Ketika kau tanya ke orang lain ‘apakah kau punya teman?’ dan dia bilang nggak, berarti dia sedang hidup di hutan.  Hutan adalah tempat yang hampa. Hampa dalam artian tidak ada interaksi sosial didalamnya. Di dalam hutan memang ada banyak tumbuhan dan hewan, tapi nggak mungkin kita meminta bantuan ke hewan atau bahkan tumbuhan jika ada masalah. Disini peran teman, tak bisa digantikan oleh seekor simpanse yang terpandai sekalipun. Memang benar, semua orang pasti punya teman. Tapi hampir separuh penghuni bumi nggak ngerti apa itu teman, seperti apakah idealnya teman. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana jika teman itu menyebalkan. Siapakah yang bisa disebut teman. Di sini gue bertanya-tanya. Berangkat dari pengalaman menghadapi berbagai ciri karakter teman yang berbeda-be

Video Hijrah Seorang Pemuda

Siapa bilang perjalanan itu hanya asik naik motor, mobil ataupun pesawat. Naik sepeda pun bisa lebih asik. gue ngalamin sendiri, dan buktiin sendiri. Perjalanan antar kota dalam provinsi naik sepeda. Melelahkan memang, tapi jadi asik karena bareng-bareng temen seperjuangan.    Tolong abaikan keteledoran kami dalam memegang kamera. Kameramen masih amatiran.    Lihat perjuangan gue, dan temen-temen gue. ngayuh sepeda itu nggak gampang seperti yang kalian kira.      Tetep kayuh walaupun sedikit gerimis.  Sampai di kota gue. Kota tercinta. Kota Tahu. ehh lebih tepatnya Kota dan Kabupaten Tahu. Sekian video dari gue. video ini gue ambil pas tahun 2013 lalu. Waktu gue jalanin PSG atau biasa disebut Pendidikan Sistem Ganda di Kota Angin Nganjuk. Dan nggak hanya naik sepeda, jalan kaki pun gue pernah. Tapi nggak sempet videoin karena batrai kameranya habis. Inti dari video tadi, keasyikan nggak hanya datang dari kemewahan tapi juga kek

Cita-citanya Apa?

Gambar
  Ketika masih TK, aku di Tanya oleh guruku. Apa cita-citamu? Menjadi Polisi jawabku. Lalu di lain waktu guruku bertanya dengan pertanyaan yang sama, kali ini jawabanku berbeda. Menjadi TNI jawabku. Ya, dari TK, SD, MTs bahkan SMK sekalipun, ketika aku di Tanya. What is your ambition? Jawabanku selalu berbeda-beda. Memang sulit menentukan apa cita-cita kita. Karena ini menentukan profesi apa yang nantinya kita miliki nanti. Ketika aku masih duduk dibangku TK, lebih tepatnya melompat dan berdiri dibangku TK. Polisi adalah profesi yang keren menurutku. Lalu aku melihat betapa gagahnya profesi seorang TNI, dengan segenap pangkat yang menempel dipundak dan baju yang terlihat sangar. Aku pun tergoda. Dari SD sampai MTs keyakinanku sempat berubah-ubah. Namun akhirnya kembali lagi ke TNI. Dengan baju khas warna doreng berjalan tegap, selalu ada di dalam benakku. Lalu ketika beranjak masuk ke SMK, sekolah lanjutan atas kejuruan. Aku masuk jurusan otomotif/ Teknik Kendara

Persepsi Manusia

Kali ini gue pengen membahas tentang sikap dan persepsi seseorang. Sebenarnya antara sikap dan persepsi itu saling berkesinambungan. Seseorang bersikap karena dia memiliki persepsi. Seseorang memberi senyuman ke orang lain karena dia memiliki persepsi bahwa orang yang diberi senyuman adalah orang yang baik atau pantas untuk diberi senyuman.  Setiap manusia pasti mempunyai persepsinya sendiri. (self perseption). Yaitu cara diri mempersepsikan dirinya sendiri, mempersepsikan orang lain dan bahkan lingkungan sekitarnya. Kemampuan ini dimiliki oleh setiap orang, yang berguna untuk memproyeksikan kemungkinan (segala kemungkinan) yang akan terjadi. Sebab-akibat dan dampak seperti apakah yang akan diterima. Ya, setiap orang sebenarnya atau bahkan seharusnya memikirkan apa dampak yang akan terjadi sebelum bertindak atau berucap sesuatu. Manusia mempunyai waktu paling sedikit 2 sampai 3 detik untuk berfikir sebelum bertindak. Dan seringkali kegiatan tersebut tidak disada