Postingan

Sengketa Tanah Ala Pedesaan

Gambar
  Kegiatanku sehari-hari adalah menjadi relawan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa tempatku tinggal. Ini adalah program Pemerintah Pusat yang ditujukan untuk masyarakat agar terjamin hak kepemilikan tanahnya secara hukum.   Seluruh warga desa boleh mengikuti program PTSL ini dengan syarat yang sangat mudah, tanah belum bersertifikat, memiliki tanah dan beritikad baik. Syarat itikad baik merupakan hal yang terpenting sebab kejujuran diperlukan ketika mendaftar program ini. Panitia tidak mau sampai ada sengketa tanah di kemudian hari. Tidak boleh juga mendaftarkan tanah yang sudah di jual ke pihak lain. Mungkin kalian pikir adalah mustahil jika ada seseorang yang mendaftarkan tanahnya untuk mengikuti program PTSL, namun sudah dijual sebelumnya. Kejadian itu memang benar ada, dan nyata. Setelah warga mendaftar ke sekretariatan PTSL, kami tim relawan mendatangi bidang tanah yang akan didaftarkan untuk dicek tanda batasnya. Di desa kami ada 23 Blok dan pengece

NYANDING

Gambar
  Aku bahkan bersyukur pernah membenci seseorang seperti dia. Namaku Indana Larasati atau biasa dipanggil Ina. Seorang penghobi matematika, tetapi aku lebih memilih berkuliah di pendidikan bahasa Inggris. Aku ikut wasiat almarhum ayahku untuk itu. Namun bukan tentang wasiat ayahku yang meninggal saat aku masih duduk di bangku SMA aku bercerita. Ini semua tentang dia. Gething Nyanding bukanlah istilah Jawa kuno yang usang. Tidak perlu membuka buku-buku sejarah, gurindam, sajak, bahkan prasasti untuk memelajarinya. Cukuplah engkau mendengarkan kisahku. yang aku sendiri enggan untuk mengatakan ini sebuah anugerah atau musibah.

Romantisme Masa Lalu

Gambar
Agenda setiap akhir hari raya untukku adalah reuni keluarga. Reuni keluarga dari jalur ibuk rutin digelar tiap tahun. Tempatnya bergilir, tergantung siapa yang mothel arisan. Keluargaku dari jalur ibuk ini sangat kuat, bahkan sudah memiliki koperasi keluarga dengan total uang yang terkumpul lebih dari 17 jutaan. Manteb to. Hari itu giliran rumahnya mas Endro yang jadi tempat keluarga kami nongkrong. Rumahnya daerah Purwoasri sana. Lumayan jauh dari rumahku. Purwoasri lebih dekat dengan Jombang dan Nganjuk dari pada ke rumahku, padahal sama-sama Kediri. Kami sekeluarga, tentunya aku, bapak, ibuk dan kedua adekku berangkat agak siangan. Mengandalkan mobil non-sewa alias pinjaman. Mobil Panther yang nampak gagah namun kusam.  Bapak mengendarai mobil dengan tempo sedang, tak begitu kencang, pun juga tak begitu pelan. Ada budhe dari Doko yang juga semobil dengan kami. Beliau kami ajak untuk berangkat bareng karena searah. Mobil kami melewati jalanan desa tempat ibuk dilahirka

Meninjau Pelaku Pacaran Di Alam Bebas

Gambar
Sebagai warga Kediri, pastinya tahu bukit ini. Bukit Klotok. Aku tak tahu pasti kenapa dinamakan demikian. Tapi menurut pengamatan otak atik gathukku , nama ini diambil dari kata kolo dan tok. Kolo tok dari bahasa Jawa yang berarti banyak kejelekannya. Dan itu dikuatkan dengan beberapa penemuan kathok atau celana dalam yang berserakan menggantung di pohon. Entah itu bisa kalian artikan sendiri. Selain itu memang Klotok sebagai tempat favorit untuk berpacaran. Terlepas apakah pacaran itu suatu kejelekan atau tidak, yang pasti menurutku sebuah kejelekan. Karena dapat membuat iri orang-orang jomblo macam aku saat berkunjung ke tempat wisata ini. Maka amat sangat tak disarankan buat kalian kaum jomblo jalan sendirian ke Klotok. Paling tidak ajaklah teman atau saudaramu untuk ke sana. Karena memang sangat berbahaya untuk kesehatan bathin kaum fakir asmara. Mungkin stigma “tempat pacaran” ini sudah ada sejak lama. Di zaman orangtuaku dahulu, ada mitos tentang Klotok tersebut. M