Teman

Sekarang ini gue pengen bahas tentang hal yang mainstream. Teman. Setiap orang pasti tau siapa dia. Setiap orang pasti punya yang namanya teman. Nggak ada manusia di muka bumi ini yang hidup tanpa keberadaan teman. Ketika kau tanya ke orang lain ‘apakah kau punya teman?’ dan dia bilang nggak, berarti dia sedang hidup di hutan.

 Hutan adalah tempat yang hampa. Hampa dalam artian tidak ada interaksi sosial didalamnya. Di dalam hutan memang ada banyak tumbuhan dan hewan, tapi nggak mungkin kita meminta bantuan ke hewan atau bahkan tumbuhan jika ada masalah. Disini peran teman, tak bisa digantikan oleh seekor simpanse yang terpandai sekalipun.

Memang benar, semua orang pasti punya teman. Tapi hampir separuh penghuni bumi nggak ngerti apa itu teman, seperti apakah idealnya teman. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana jika teman itu menyebalkan. Siapakah yang bisa disebut teman. Di sini gue bertanya-tanya. Berangkat dari pengalaman menghadapi berbagai ciri karakter teman yang berbeda-beda.

Sebelum kita membahas siapakah teman dan siapa yang pantas mendapat gelar teman. Kita harus tau macam-macam teman menurut sifat dasarnya. 

1.Teman Baik
Teman macam ini adalah favorit bagi semua orang. Karena dia bisa memberikan ketenangan bagi orang lain.  Dia bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk. Mana perkataan yang bisa menimbulkan perpecahan, mana yang tidak. Dia selalu menjaga perkataan dan perbuatan agar tidak menyinggung temannya. 

2.Teman Sombong
 Kesombongan adalah sikap yang dipunyai oleh hampir setiap pribadi, tinggal bagaimana kita mengontrolnya. Teman sombong, teman macam ini sangat sedikit peminatnya. Karena dia cenderung merendahkan atau memandang rendah oranglain. Apapun bisa digunakan sebagai bahan kesombongannya. Kepintaran dan kepandaian adalah hal favorit untuk bahan kesombongannya. Ketika ada teman yang mempunyai kemampuan yang kurang, dia akan dengan mudah mengacungkan jari jempol terbalik.

3.Teman Rempong
 Ini adalah spesies yang unik. Dia adalah teman yang paling respect diantara jenis teman yang ada. Ketika temannya dilanda masalah, dialah yang paling awal bingung, pusing dan heboh. Dia berfikir keras bagaimana caranya memecahkan masalah namun justru sering kali menambahkan masalah baru. Masalah baru itu timbul dari kehebohan dan kerempongannya.

4.Teman Humoris (easy going)
Dialah si pembawa senyum dan ketawa. Disetiap kesempatan, dia selalu berusaha membuat temannya tertawa. Bahkan tanpa sadar dia mengijinkan dirinya sendiri ditertawakan demi kebahagiaan teman. Selain kelebihan, dia juga punya kekurangaan. Kemudahannya mengeluarkan kata-kata humor sering kali tidak disadari menggores atau membuat tersinggung oranglain. Sesungguhnya ini tidak ada unsur kesengajaan. Membuat simpul senyum orang lain adalah tujuannya.

5.Teman Pendiam
Diam adalah kegiatan favoritnya. Hampir disegala kesempatan dia diam. Teman macam ini sangat sulit ditebak. Suka atau tidak suka respon andalannya adalah diam. Dia hanya bicara ketika diperlukan saja. Tentu itu hal yang positif, namun kurang tepat.

6.Teman Bergelar Sahabat
Tak sembarang teman yang bisa disematkan gelar sahabat. Biasanya orang yang bisa membuat nyaman,senang dan tenang saja yang pantas di sebut sahabat. Standart siapa yang pantas disebut sahabat setiap orang berbeda-beda. Namun yang pasti, dia dapat memberi dampak positif. Sahabat sering juga disebut sebagai saudara ketemu tua (dulur temu gede :red)

Dari berbagai macam jenis teman diatas pasti selalu dijumpai oleh setiap orang. Menurut pengalaman gue selama di kelas. Temen sombong adalah jenis temen yang paling sedikit peminatnya. Dalam artian banyak diantara teman gue ngerasa terganggu dengan keberadaannya.  Gue sendiri ngrasa males kalau udah ngadepin teman semacam ini. Baik dalam dinamika kelas, kelompok belajar, games kelas atau yang lainnya. Dia memang pintar dalam pembelajaran, namun sering juga merendahkan teman lainnya. Gue sih berfikir, kenapa ya anak semacam ini ada di kelas gue. Kelakuannya yang sok pintar (emang pinter sih) mungkin saja dapat mengganggu pembelajaran di kelas. Menurut pengamatan gue. Dia memang pinter, tapi dia juga ingin diakui keberadaannya. Semacam caper tapi giat belajar dan giat menjatuhkan teman lainnya. Ketika dosen melemparkan pujian untuk dia, secara spontan bit  bahasa dan gesturnya menunjukkan sikap yang berbeda, yang bisa diartikan dia merasa berhasil atas usahanya mendapat pengakuan orang lain. Ya cara dia untuk mendapatkan pengakuan orang lain adalah dengan menjadi yang terbaik. Namun cara yang digunakan kurang sehat. 

Mungkin kalau disuruh milih, gue nggak bakal mau punya temen yang ingin menang sendiri, temen yang suka menjatuhkan temennya sendiri, temen yang merasa dia pintar dan nggak butuh orang lain, menyebalkan sekali. Tapi setelah gue renungkan. Mereka tetap teman gue. Orang yang mengisi hari-hari gue dan mungkin jika nggak ada mereka, hari-hari gue bakal kosong kayak buku sidu tanpa garis dasar. Gue sadar Tuhan menciptakan semuanya seimbang. Ada malam ada siang, ada baik ada buruk, ada gelap ada terang. Bisa dibayangin kalau Tuhan menciptakan segala sesuatu nggak seimbang. Siang diciptakan tanpa adanya malam. Maka gue sebagai manusia nggak akan ada waktu istirahat, nggak akan ada yang namanya bobok malem. Begitu juga kalau Tuhan menciptakan gelap tanpa terang, manusia bakal diem di tempat karena takut kesandung dan jatoh ke jurang.

Begitu juga teman, Tuhan nggak menciptakan teman yang baik saja, teman yang menjengkelkan juga perlu untuk keseimbangan dunia ini. Teman yang menjengkelkan sesungguhnya adalah guru. Bagi gue mereka adalah guru pendewasaan gue. Mereka melatih perasaan gue, nunjukin ke gue kalau dunia itu nggak semuanya manis. Mereka juga yang nglatih kesabaran gue. Intinya, siapapun mereka, seperti apapun bentuknya, gimanapun sikapnya, mereka yang ada disekitar gue yang bersedia mengisi hari-hari berharga gue adalah teman. Seperti apapun teman, sejatinya mereka sangat berharga.  Gue nggak bisa beda-bedain ini yang bisa barengan sama gue, yang itu nggak. Teman yang baik adalah dia yang bisa menjadi pengkritik yang baik. Dan itu bisa didapatkan dari temen yang menjengkelkan. Karena dengan kritik, pribadi seseorang dapat tumbuh dan berkembang. Kedua-duanya sangat penting.

Nah, apa kesimpulan dari tulisan gue? Yak, seperti apapun teman , entah baik ataupun menjengkelkan. Kau tetap harus memanggilnya teman. Karena sifat orang berbeda-beda, dan tak mungkin memaksakan sifat teman sesuai apa yang kau pikirkan. Sifat adalah karakter, tak perlu di bongkar lagi, yang perlu dibenahi adalah bagaimana caramu menerimanya.

Komentar

  1. Mantap! Berikan 1000 kesempatan bagi 1 orang musuhmu agar ia menjadi temanmu, namun jangan berikan 1 kesempatan pun di antara 1000 temanmu sehingga ia menjadi musuhmu. ������

    BalasHapus
  2. satu lagi masukan dari pembaca, wehe makasih

    BalasHapus
  3. keren de aku tertarik dengan gaya puisi di ulang yang warna merah heheheh cool

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Dalam Inagurasi

Video Hijrah Seorang Pemuda

Adonan Ultah