Liburan di Warung Kopi
Bebas sudah otak ini dari kepenatan aktivitas kuliah. ujian
semesterku sudah usai minggu lalu. Ujian semester di kampusku dikebut agar
dapat selesai perkuliahan sebelum bulan puasa. Para dosen beralasan agar kita
dapat lebih khusyuk beribadah di bulan yang suci ini.
Aku sependapat. Karena memang menyusahkan jika harus i’tikaf sambil
membaca materi research method, atau membaca Al-Qur’an sambil mengetik
makalah. Selain alasan ibadah, alasan lain adalah otakku sudah berontak meminta
merdeka. Selama satu semester telah kenyang dengan tugas, essay, quiz etc.
Rutinitas perkuliahan ini juga telah berhasil menjauhkan aku dari
blog pribadiku. Aku tak sempat utak-utik blog. Maka setelah hari terakhir ujian
semester, malamnya aku sempatkan untuk membuka blog.
Malam hari aku menyusuri jalan desa sambil menenteng laptop. Mencoba
menemukan spot wifi yang bisa disinggahi. Setelah cukup langkah, aku dapati
warung yang cukup nyaman dengan interior seadanya. Hal pertama yang aku pikirkan
adalah, pemilik warung ini pendukung pak Jokowi.
Citra warung saat ini mulai terangkat dengan adanya wifi. Warung yang
dulunya hanya disinggahi kaum marhaen semacam buruh atau petani, sekarang mulai
dikunjungi oleh pengelana dunia maya.
Namun, ini semua tak lepas dari kelemahan. Warung yang dulunya
dijadikan tempat bertukar wawasan oleh hampir semua kalangan, bercengkrama
mengobrolkan kesusahan pribadi, sekarang digunakan oleh pemuda fakir kuota
untuk sekedar mengisi blognya.
Warung yang tetap mempertahankan style lamanya yang tanpa wifi
masih ada, tapi sedikit sekali. Kebanyakan warung seperti ini hanya buka di
pagi hari. Padahal di jaman aku masih kecil, warung gaya lama (tanpa wifi) bisa
buka sampai tengah malam.
Ini sebenarnya hal yang tak perlu aku pikirkan. Namun entah kenapa
aku merasa khawatir jika kedepan manusia lebih nyaman bercengkrama dengan
laptopnya, dari pada dengan tetangga atau masyarakat sekitar. Ah menyindir diri
sendiri.
Dunia berkembang mas. Kalo gak ngikutin perkembangan jaman, warungpun bakal tumbang. Wkwkwk
BalasHapusYasih, warung bisa berkembang, tapi kisah cintaku kok gak bisa berkembang ya? Stuck trus nih wkwk
HapusBelom pernah nyoba sih WiFi di warung-warung. Emang kecepatannya oke ya? Wkwkwkwk #MulaiUnderestimate
BalasHapusWah lumayan lo kecepatannya, kalo buat taraf warung udah bagus.
Hapusmuantep iki liburan e ng warung kopi. Sumber segala perubahan yaa bermula dari sini ini. secangkir kopi dan cengkrama penikmat warung kopi
BalasHapus